Minggu, 17 Januari 2016

My Story


praktek RB PKK II Semester III

   Diakhir semester III seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang diwajibkan mengikuti praktek di rumah bersalin. Tepatnya pada bulan november saya mengikuti praktek tersebut di klinik lestari asih daerah bonang.

     Hari pertama sangat antusias sekali karena inilah awal dari perjuangan untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya. Dan disinilah saya akan bertemu dengan pasien-pasien yang berbeda-beda dan tentunya banyak pasien yang sangat uniiiik... hihihi..

      Mulai dari pasien KB, pemeriksaan kehamilan, imunisasi, pemeriksaan ibu nifas, sampai dengan pasien persalinan.

Awalnya belum merasa percaya diri untuk turun langsung melayani para pasien yang berbagai beda kepribadian tapi  dengan bimbingan bidan senior disana perlahan-lahan rasa percaya diri itu pun muncul....

      Para bidan senior yang dengan sabar membimbing bagaimana caranya melayani pasien dengan baik.

       Hari demi hari tidak  terasa 3 minggu sudah saya mengikuti praktek. Banyak sekali pengalaman yang sudah didapatkan. Semoga apa yang sudah saya dapat selama 3 minggu menjadi bermanfaat bukan hanya untuk hari ini.

Sabtu, 31 Oktober 2015

RUPTUR UTERI




AKBID BINA HUSADA TANGERANG TAHUN 2015
  
RUPTUR UTERI  
        
Di susun Oleh :                                         
RITA WINARNI
045.01.01.14
                                           
Diajukan untuk memenuhi tugas MK sebagai ujian akhir semester (UAS)
 

1.1  Latar belakang
Pecahnya rahim hamil adalah salah satu komplikasi yang mengancam jiwa ditemui dalam praktek kebidanan. Ini merupakan komplikasi yang jarang di negara-negara maju, tetapi salah satu penyebab morbiditas maternal dan perinatal dan kematian di Afrika. Ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur rahim, tetapi yang paling umum adalah bedah caesar sebelumnya. Pecahnya rahim unscarred adalah peristiwa langka. Ruptur uteri adalah komplikasi umum dari kehamilan di negara-negara berkembang. Namun, sangat jarang terjadi di negara-negara maju. Di Amerika Serikat, kejadian bervariasi antara 1: 8,000-15,000 kelahiran. Mayoritas ruptur uterus selama kehamilan melibatkan uterus bekas luka. Pecahnya rahim unscarred adalah peristiwa langka yang melibatkan 1: 17,000-20,000 pengiriman. Dalam kasus tersebut, pecah dapat berupa trauma atau spontan. Frekuensi ini seringkali lebih tinggi di negara-negara berkembang, di mana ia dapat mencapai 75% dari kasus di beberapa daerah. Tanda-tanda klinis ruptur uterus selama kehamilan tidak spesifik dan dapat membingungkan. Memang, tidak selalu mudah untuk membedakannya dengan keadaan darurat perut lainnya (usus buntu, batu empedu, pankreatitis, dll).Pentingnya harus diberikan untuk sakit perut dan gangguan pencernaan. Dalam semua kasus nyeri perut pada kehamilan, status janin harus sistematis diperiksa secara.Paritas tinggi diakui sebagai faktor risiko utama dari ruptur uteri spontan di dalam rahim unscarred. Faktor etiologi lain klasik diakui sebagai kontribusi untuk pecahnya rahim unscarred adalah: manuver obstetrik, malpresentations posisi janin terutama melintang, disproporsi sefalopelvik, ekspresi uterus berlebihan, plasentasi abnormal (plasenta percreta terutama), trauma akibat kuretase uterus,dan kelainan rahim. Dalam beberapa kasus pecahnya rahim gravid tidak memiliki penyebab yang jelas. Dalam seri dari 40 ruptur rahim, Schrinsky dan Benson menemukan sepuluh pecah spontan tanpa faktor predisposisi apapun. Kasus yang disajikan di sini menekankan kemungkinan ruptur uteri, bahkan pada wanita dengan rahim unscarred dan sebelum persalinan..Dalam waktu kurang dan paling maju negara, ruptur uteri adalah kematian ibu, akuntansi untuk sebanyak 9,3% dari kematian ibu di salah satu studi India. Dalam Laporan Kedua tentang Rahasia Pertanyaan ke Maman Kematian ternal di Afrika Selatan 1999-2001, rahim pecah menyebabkan 6,2% kematian karena penyebab langsung dan 3,7% dari semua kematian (1,9% akibat pecahnya rahim unscarred dan 1,8% akibat pecahnya rahim bekas luka.


1.1.1 Definisi
Ruptur uteri merupakan komplikasi serius dari kehamilan dimana dinding uterus (rahim) air mata selama kehamilan atau persalinan dini. Tanda dan gejala ruptur uterus termasuk kelainan janin detak jantung, sakit perut, dan pendarahan vagina. Jika ruptur uteri terjadi selama persalinan, wanita harus memiliki operasi caesar langsung (pengiriman bedah bayinya) untuk menghemat hidupnya dan bahwa bayinya. Rahim dan organ terdekat wanita bisa rusak di pecah atau dihapus selama operasi dan dia mungkin memerlukan transfusi darah karena pendarahan hebat. Selain itu, bayi bisa mengalami sindrom gangguan pernapasan dan komplikasi yang mengancam jiwa lainnya. Di negara-negara berpenghasilan tinggi, ruptur uterus paling sering terjadi pada wanita yang telah disampaikan kehamilan sebelumnya melalui operasi caesar. Dalam operasi caesar, bayi tersebut dilahirkan melalui pemotongan dilakukan melalui dinding perut dan dinding rahim. Peregangan yang terjadi selama kehamilan atau kontraksi yang kuat dari tenaga kerja dapat merobek bekas luka yang ditinggalkan oleh cut ini, mengakibatkan ruptur uteri. (journal.pmed.2012)
Ruptur uteri adalah Pecahnya uterus gravid adalah bencana obstetrik yang berhubungan dengan komplikasi yang mencakup kerugian besar darah, histerektomi, dan kerusakan pada saluran urogenital. Ini adalah komplikasi serius yang berhubungan dengan ibu tinggi dan morbiditas perinatal dan mortalitas. (Tanzania Jurnal Penelitian Kesehatan)
Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau persalinan pada saat umur kehamilan lebih dari 28 minggu. Manifestasi perdarahan masih merupakan trias penyebab kematian maternal tertinggi, di samping preeklampsi/eklampsi dan infeksi. Angka kematian ibu akibat perdarahan yang disebabkan ruptur uteri berkisar antara 17,9%  sampai 62,6%. Saat persalinan kala I dan awal kala II batas antara segmen bawah rahim dan segmen atas rahim dinamakan lingkaran retraksi fisiologis, jika bagian terbawah tidak mengalami kemajuan akan timbul retraksi patologis (Bandl’s ring). Apabila saat persalinan tetap tidak ada kemajuan maka akan terjadi ruptur uteri dan menyebabkan komplikasi berupa kematian maternal. Simpulan, ruptur uteri masih merupakan salah satu penyebab kematian maternal (Tanzania Jurnal Penelitian Kesehatan).
Ruptur uteri adalah masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Ketika itu spontan, itu terjadi paling sering selama persalinan dalam konteks rahim bekas luka. Rahim pecah selama kehamilan adalah situasi yang langka. Diagnosis tidak selalu jelas dan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin masih tinggi.
Ruptur uteri spontan adalah keadaan darurat obstetrik yang mengancam jiwa membawa risiko tinggi bagi ibu dan janin. Ruptur uteri spontan pada awal kehamilan adalah komplikasi yang sangat langka dan itu terjadi biasanya dalam rahim bekas luka.
Ruptur uteri dalah robeknya dinding uterus. Dapat terjadi selama periode antenatal, selama persalinan, kelahiran, dan bahkan selama staduim ketiga persalinan. Memiliki drajat yang berbeda beda, ruptur yang sebenarnya merupakan yang paling serius karena bayi dapat keluar dari ruptur ureti ke dalam rongga peritoneal (kroll dan lyne, 2002).
Ruptur uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya yang umumnya terjadi pada persalinan dan kadang juga pada kehamilan tua. Robekan uterus yang sering terjadi adalah robekan bagian bawah uterus apabila terjadi robekan pada vagina bagian atas hal ini dinamakan kolpaporeksis dan kadang kadang sulit untuk membedakan nya. Kalau terjadi ruptura uteri dan peritonium pada permukaan uterus ikut robek ini dinamakan ruptura uteri kompleta, kalau tidak dinamakan ruptura uteri inkompleta ( widyastuti yani 2008).


  1. 1.2 Tanda dan gejala ruptur parut uterus
1.    Nyeri
a.       Nyeri uterus atau jaringan parut mendadak
b.      Perasaan ingin melahirkan
c.       Nyeri abdomen bawah bisa muncul bersama kontraksi, atau nyeri konstan yang tidak hilang.
d.      Ibu merasa bahwa uterus nya sangat nyeri saat di sentuh atau di raba.
2.   Kontraksi
a.       Uterus solid dan tonik
b.      Kontraksi dapat berhenti atau berkurang.
3.   Syok
a.       Dapat terjadi perubahan tanda vital
Kadang tekanan darah rendah, dan
b.      Sesak nafas, respirasi > 24 per menit
c.       Ibu mungkin tampak dingin dan lembab, tampak gelisah.
     4.   Perdarahan
a.       Prdarahan kadang jelas keluar dari vagina sebagai cairan amnion berwarna darah atau perdarahan segar.
b.      Kadang seperti setelah bayi lahir, ruptur uteri segera meninggi karena terisi darah,
c.       Plasenta akreta tidak dapat di lahirkan per vaginam. Plasenta tertanam ke miometrium.

1.1.3 Faktor risiko yang berhubungan
1.      Ruptur uteri yang seeing terjadi berhubungan dengan pembedahan sebelumnya termasuk seksio sesaria sebelumnya. Bisa juga dihubungkan dengan praktik obsetri yang buruk, seperti penggunaan oksitosik yang tidak tepat untuk menginduksi atau mempercepat persalinan.
2.           Penyebab lain bervariasi dan meliputi trauma yang di sebabkan oleh forseps rongga tinggi, manipulasi manual untuk letak tidak stabil, pengangkatan plasenta manual, kecelakaan mobil, atau traua tumpul lainnya termasuk serangan fisik/ kekerasan dalam rumah tangga.

1.2.1 Etiologi
1.   Ruptur jaringan parut uterus
a.       Jaringan parut seksio sesarea ( merupakan penyebab terbanyak)
b.      Riwayat kuretase atau perforasi uterus
c.       Trauma abdomen                   
2.       Persalinan yang terhambat akibat disproporsi cephalopelvik
3.       Stimulasi yang berlebihan pada uterus pada induksi persalinan 
a.        Pematangan serviks ( Misoprostol atau Dinoprostone)
b.      Penggunaan kokain pada masa kehamilan
4.      . Faktor-faktor lain           
a.       Peregangan uterus yang berlebiha  
b.      Neoplasia Trofoblastik Gestasional
c.       Pelepasan plasenta yang sulit secara manua
5.       Penemuan yang tidak berhubungan dengan ruptura uteri
a.       Infus oksitosin dengan dosis berlebihan
b.      Kontraksi 5x atau lebih dalam 10 menit
c.        Kontraksi tetanik selama lebih dari 90 detik

1.2.2 Mekanisme terjadinya ruptur uteri
Mekanisme utama dari ruptura uteri disebabkan oleh peregangan berlebihan dari uterus yang kadang disertai pembentukan cincin retraksi patologis pada ruptura uteri. Bila disproporsi yang terjadi sedemikian besar maka uterus menjadi sangat teregang dan kemudian dapat menyebabkan ruptura. Walaupun jarang, dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus pada persalinan yang berkeapanjangan. 

1.2.3  Analisis data
Selama masa penelitian, 72.570 pengiriman terjadi di Rumah Sakit Nasional Muhimbili. Total A dari 163 kasus ruptur uteri dicatat. Dari jumlah tersebut, 55 (33,6%) memiliki bekas luka rahim. The kejadian ruptur uterus adalah 2,25 per 1.000 kelahiran. Informasi rinci dari semua kasus (100%) diterima dari catatan kasus dan database obstetri. Lebih dari 80% dari semua kasus berada di pertama mereka ke paritas keempat (Tabel 1). Semua pasien menghadiri klinik antenatal setidaknya sekali. Tiga perempat (74,8%) dari pasien dirujuk dari fasilitas kesehatan lainnya di antaranya (21,5%) yang benar didiagnosis memiliki uterus pecah di lembaga pengarah. RU = Ruptur uterus Persalinan macet adalah penyebab utama pecah rahim (38%), diikuti oleh ketakutan uterus (33,6) [sebelumnya caesar (29,4%), diperbaiki ruptur uterus (2,4%), sebelumnya miomektomi (1,8%)] (Tabel 2). Lainnya adalah penggunaan kedua misoprostol dan oksitosin (12,3%). Ruptur spontan terjadi pada 46 (82,1%) kasus sedangkan 10 kasus berasal dari penyebab trauma. Dari semua kasus rahim pecah, 21 (37,5%) terjadi di uteri tanpa bekas luka sebelumnya. Semua kasus dipesan (6) memiliki pecah spontan dalam uteri bekas luka. Semua kasus traumatik (10) berada pada pasien unbooked.Presentasi klinis tersering adalah syok (71%), nyeri perut (57%), perdarahan vagina (55%) dan nyeri perut (50%).Situs yang paling umum dari ruptur (Tabel 4) adalah dinding anterior uterus dalam 30 kasus (53,6%). Dinding posterior terlibat dalam 10 kasus (17,9%). Kedua anterior dan posterior dinding terlibat dalam 6 kasus (10,7%). Dalam 8 kasus (14,3%) dinding lateral adalah terlibat. Pecah fundus terjadi dalam 2 kasus (3,6%). Kandung kemih dan vagina keterlibatan berada di 5 (9%) dan 3 (5%) kasus, masing masing.Ada 2 (3,6%) atas segmen pecah rahim dan 40 (71,4%) lebih rendah segmen pecah rahim. Dikombinasikan segmen pecah rahim atas dan dan bawah. Kedua kasus segmen pecah atas telah histerektomi subtotal dilakukan sementara 90% (36) dari pecah segmen bawah memiliki perbaikan rahim.Manajemen dari pasien termasuk resusitasi aktif dengan cairan yang tepat dan penggantian darah. Lebih dari setengah dari pasien yang diperlukan transfusi 1-2 liter darah selama pengobatan. Analisis prosedur bedah dilakukan dalam kaitannya dengan kematian berikutnya dapat dilihat pada Tabel 5. Mortalitas tertinggi (50%) di antara kelompok yang memiliki histerektomi total. Mortalitas terendah di antara kelompok yang memiliki rahim diperbaiki.
Total kematian ibu di rumah sakit pada periode penelitian adalah 226. Ruptur uteri kontribusi 11,5 dari kematian ibu. Lima bayi lahir hidup di seluruh seri, 3 dari mereka pada pasien dipesan. Kehilangan perinatal dekat dengan 92% pada pasien dengan uterus pecah.
Sekitar 45% dari pasien menerima perawatan bedah antara 3 sampai 6 jam setelah tiba di rumah sakit.

                                                                               



Kesimpulan       
Penyebab paling umum dari ruptur uteri adalah adanya bekas luka rahim. Tindakan yang bertujuan mengurangi angka kematian ibu tinggi dan perinatal dan morbiditas terkait dengan pecahnya rahim meliputi pendidikan kesehatan massa, perawatan antenatal yang tepat, rujukan awal pasien yang berisiko, dan pengiriman rumah sakit diawasi. Pentingnya harus diberikan kepada gejala sakit yang dapat membimbing diagnosis terutama pada wanita yang tidak memiliki riwayat tertentu.

Referensi :



Tanzania Jurnal Penelitian Kesehatan Doi: http://dx.doi.org/10.4314/thrb.v14i3.9
Volume 14, Nomor 3, Juli 2012 /2

journals.plos.org/plosmedicine/article?id=10.1371/journal.pmed.1001184


Vicky Chapman.2006.Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran.Jakarta. kedokteran ECG.

Ai yeyeh Rukiyah.2009. Asuhan kebidanan2. Jakarta : perpustakaan Nasional Catalog Dalam terbitan (KDT)

Senin, 01 Juni 2015

 PENGALAMAN UAS TANGGAL 1 JUNI 2015

Pada hari ini sangat menegangkan UAS pertama 1 juni membuat saya tegang. jadwal nya acak tidak sesuai dengan jadwal yang di bagikan. saya belajar Askeb ternyata mata kuliah pertama itu adalah KDK 11. terasa tegang mata kuliah salah pokoknya sangat menegangkan sekali. ini kejadian yang tak terlupakan spanjang sejarah uas. semoga UAS hari ini bermakna untuk kedepan.

Selasa, 26 Mei 2015

Tentang Rita

Pengalaman menjadi mahasiswi di Akademi kebidanan Bina Husada Tangerang 


PENGALAMAN DI AKBID BINA HUSADA TANGERANG
Saya mau berbagi cerita nih tentang pengalaman saya yang kuliah di akbid bina husada .
Pengalaman saya  kuliah di akbid binahusada masih terbilang sedikit karena saya baru tingkat 1 semester 2 tetapi sudah banyak juga cerita dan  pengalaman yang sudah saya jalani salama kuliah di sini ..
Sebenernya tidak pernah terfikir untuk saya bersekolah di akademi kebidanan bina husada, sebelumnya setelah saya lulus SMA rencananya sih saya mau kuliah di tempat saya di bidang kesehatan juga tapi saya dapat kabar dari kakak saya di tangerang bahwa disana kata nya ada kampus kebidanan juga. Setelah dengan beberapa pertimbangan dan persetujuan orang tua saya maka saya memutuskan untuk kuliah disini sekalian ingin menambah wawasan dan pengalaman gimana sih kalau kuliah di tangerang ini lagi pula saya kan sama sekali belum banyak tau tentang kota orang disini. mudaha mudahan dengan saya belajar disini banyak memberikan saya wawasan dan pengetahuan dalam belajar.awal saya datang tes di kampus ini saya sama sekali tidak tau apa apa dan belum banyak kenal teman disini. setelah dinyatakan lulus di kampus ini saya merasa senang sekali karena dulu saya dengar kata banyak orang kalau masuk di bidang kesehatan itu susah, tapi alhamdulillah saya bisa mengikuti semua tes nya dan kemudian saya di terima dan lulus. Nah setelah pengumuman itu saya pulang lagi ke palembang
rasanya waduh ternyata begini kalau mau jadi mahasiswa itu lebih lebih dan belum seberapa ternyata di bandingkan dengan waktu SMA. saya waktu SMA Menjadi wakil ketua Osis belum seberapa ternyata galak dan tegas nya di bandingkan dengan kakak pembimbing disini lebih yang ternyata lebih menegangkan. darisitu saya tahu bahwa tidak muda untuk menjadi seorang mahasiswa itu. di hari PPS pertama ini saya mulai beradaptasi dan sudah mulai kenalan dengan calon mahasiswa lainnya dan sudah mendapatkan beberapa teman. saya dan teman-teman PPS lainnya mengikuti beberapa kegiatan yang di mulai dari perkenalan diri, dan juga perkenalan dengan seluruh dosen  desennya serta lingkungan di sekitar kampus dengan baik dan cukup menyenangkan. Hari ke-2 PPS menyenangkan juga sudah banyak mengenal teman lainnya, sudah banyak pengalaman pengetahuan sekitar kampus. sampai hari terakhir PPS semua berjalan dengan baik, semua nya saya sudah banyak tahu sedikit demi sedikit dan setelah pengumuman dari kakak tingkat kita semua mahasiswa baru di nyatakan lulus semua rasanya legah dan senang sekali.. hari masuk kuliah saya tunggu tunggu. dan pada akhirnya waktu itu telah tiba. hari pertama masuk kuliah saya senang  sekali sudah saling kenal sama teman dan perkenalan dengan dosen dosennya. dan belajar pertama juga menyenangkan meskipun msih agak membingungkan karena itu belajar mata kuliah baru dari yang lainnya. sampai semester 2 ini saya bisa mengikuti matakuliah nya dengan baik. Harapan saya semoga saya dapat mengikuti mata kuliah dengan baik dan nili yang bagus sampai lulus nanti amiiinn....
, setelah beberapa bulan kemudian saya datang lagi ke tengerang untuk mengikuti OSPEK.
Hari pertama saya PPS di kampus Akbid Bina Husada ini hari yang menegangkan buat saya, karena belum tau apa apa dan belum punya teman sama sekali terus melihat kakak tingkat itu tegang. tapi setelah PPS itu hari demi hari sudah semakin baik. seiring berjalan dengan waktu saya bisa mengikuti mata kuliah dengan baik walaupun itu agak sedikit membingungkan, tapi dengan belajar terus terus dan shering ke teman dan bimbingan dari dosennya saya sudah mulai bisa memahami mata kuliah yang di berikan. semua mata kuliah nya menarik bagus, cara pengajaran dosennya ke mahasiswa juga baik mudah dipahami dan di kuasai. saya cukup puas belajar di Akademi di AKBID BINA HUSADA TANGERANg ini. Harapan saya semoga saya bisa menjadi lulusan yang terbaik serta menjadi mahasiswa yang berilmu dan berakhlak kuliah di Akbid ini.